Rabu, 24 November 2010

bab 9 Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

nama : Annisa octaviany
kelas : 1ka26
npm: 10110925
kelompok 3
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Pengertian Teknologi

Teknologi adalah penggunaan dan pengetahuan tentang alat-alat , teknik, kerajinan , sistem atau metode organisasi. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani Technologie - techne, sebuah "seni", "skill" atau "kerajinan" dan -Logia, studi tentang sesuatu, atau cabang disiplin ilmu pengetahuan . Istilah ini juga dapat diterapkan secara umum atau untuk daerah tertentu: contoh termasuk teknologi konstruksi, teknologi medis, atau state-of-the-art teknologi atau teknologi tinggi . Teknologi juga dapat dicontohkan dalam produk bahan, misalnya suatu benda yang disebut canggih. (SUMBER)

STUDY KASUS

Potret Buram Teknologi Bagi Generasi Muda

Seminggu yang lalu tepatnya pukul sembilan malam, saat kebosanan menyergapku, kuputuskan untuk ke warnet sekedar ingin chating untuk mengusir bosanku. Kupilih warnet yang gak jauh dari rumah. Sampai di warnet aku dapat tempat yang paling ujung, karena sisa itu tempat yang tersisa, di samping tempatku yang hanya dibatasi oleh sekat dari triplek ada dua bocah yang kira-kira masih berumur 11-12 tahun.

Mereka sesekali tertawa terkikik-kikik dan berbisik-bisik satu sama lain. Karena penasaran aku pun mengintip mereka dari balik sekat triplek itu. Dan aku sungguh terkejut. Di layar monitor mereka terlihat foto-foto syur wanita-wanita. Aku masih saja mengamati mereka dari bilikku. Kulihat pula mereka membuka situs-situs vidio-video porno. Sambil saling pandang dan tertawa bisa kulihat juga mereka sedang asik ber cybersex lewat chating. Wah hal seperti ini gak bisa didiamkan saja. Aku memberitau operatornya atas tindakan anak-anak di bawah umur itu. Dan operator pun bertindak menghentikan mereka.

Kejadian ini mungkin hanya sedikit dari semua kejadian penyalahgunaan teknologi oleh anak-anak di bawah umur. Dunia maya memang mengasyikkan, kita bisa tahu informasi dari seluruh belahan dunia dengan sekali klik. Kita bisa punya banyak teman dari berbagai negara lewat chating, bisa pula mengenal banyak orang lewat situs-situs pertemanan yang sekarang lagi marak, dan banyak lagi kemudahan, keuntungan yang kita dapat lewat dunia maya.

Tapi kecanggihan dunia maya pun bisa menjebak kita pada hal-hal yang negatif. Tidak adanya filter bagi semua situs di dunia maya, membuat siapapun bisa menikmatinya dengan leluasa termasuk anak-anak. Situs situs porno, video-video mesum, foto-foto bugil dengan bebas dapat di akses lewat dunia maya. Tidak cuma lewat dunia maya, video porno dapat diakses dengan menonton DVD-DVD porno yang peredarannya tak berhenti malah bebas di jual di pasaran. Foto foto porno pun gampang di dapat lewat majalah-majalah orang dewasa yang di jual bebas hingga anak-anak pun bisa memilikinya.

Jadi gak mengheran kan jika anak-anak di bawah umur bisa melakukan pemerkosaan dan sadisnya lagi korban mereka pun masih di bawah umur. Anak-anak itu pun gak segan-segan merekam tindakan mesum yang melibatkan mereka sendiri, menyebarkannya lewat handphone. Terbukti dengan terkuaknya beberapa kasus video mesum yang melibatkan anak-anak di bawah umur. Sangat memprihatinkan nasib anak-anak bangsa. Moral mereka lama-lama terkikis oleh arus modernisasi dan perkembangan teknologi yang tak bisa tersaring dengan baik.

Dan itu jadi tugas utama kita untuk menyelamatkan mereka dari arus globalisasi yang semakin bebas. Memberi pendidikan seks dari lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah. Memberi mereka pengertian sisi baik dan buruknya informasi yang bebas, mendorong mereka untuk kreatif dan melalukan hal-hal yang positif baik dilingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat.Dan selalu jadi panutan yang baik untuk mereka anak-anak negeri.

Mereka adalah cerminan masa depan bangsa ini. Jika dari sekarang moral mereka sudah sudah tidak baik, bagaimana mereka dapat jadi pemimpin bangsa suatu saat nanti. Jangan hanya mengurusi masalah politik, perebutan kekuasaan, saling ejek dan mencari kesalahan masing-masing. Namun bersama-sama selamatkan anak-anak Indonesia dari kekerasan moral dan mental serta fisik mereka. Karena bangsa yang berhasil adalah bangsa yang generasinya memiliki moral dan prestasi yang baik. (SUMBER)

OPINI : zaman globalisasi seperti sekarang ini penyalahgunaan teknologi oleh generasi muda sedang marak terjadi,karena faktor ingin tahu dan informasi dari teman-teman,banyak dari mereka yang membuka situs-situs yang seharusnya belum pantas mereka buka.oleh sebab itu harus ad pengawasan extra dari orang tua agar generasi muda tidak membuka situs-situs yang tidak pantas

bab 8 Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

nama : Annisa octaviany
kelas : 1ka26
npm: 10110925
kelompok 3
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Menjelaskan Kepentingan Individu Untuk Memperoleh Penghargaan yang sama

Kepentingan individu adalah kepentingan yang dimiliki oleh setiap individu atau manusia dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Contohnya adalah kepentingan dalam kerangka ekonomi, politik, sosial-budaya dan ideologi atau sistem kepercayaan-keyakinan.
Kepentingan sosial adalah kepentingan yang dimiliki oleh masyarakat atau keinginan bersama antaranggota masyarakat untuk mewujudkan suatu tujuan bersama. Kepentingan sosial ini sebenarnya tumbuh dari kepentingan individu sebagai basis massa penyusunnya.
Dalam kepentingan ini tersurat tentang konsensus bersama, sebuah kesepakatan tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk berlangsungnya atau lestarinya masyarakat, misal kepentingan untuk menjaga nilai, norma yang ada di masyarakat. Kepentingan untuk menjaga nilai, norma berangkat dari asumsi bahwa dengan perangkat nilai, norma itulah masyarakat mampu tetap bertahan dan eksis. (SUMBER)

STUDY KASUS :

Ada kepentingan individu yang bekerja mengatasnamakan kepentingan lembaga dalam pemeriksaan petinggi KPK oleh Mabes Polri. Hal itu berimbas pada perbedaan persepi Kapolri Bambang Hendarso dan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Susno Duaji dalam penanganan kasus terkait KPK.
Demikian pendapat praktisi hukum Bambang Widjojanto. “Bagaimana tidak muncul salah paham kalau lembaganya digunakan untuk kepentingan tertentu?” kata Bambang di Jakarta, Jumat (11/9).
Bambang menilai dugaan penyalahgunaan kewenangan yang dituduhkan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi tidak jelas. "Ada dispute di sini. Karena masalah penilaian lembaga ini seharusnya dilakukan Mahkamah Konstitusi.”
Menurut Bambang, kemungkinan adanya unsur kepentingan individu dalam pemeriksaan empat pimpinan KPK itu terkait kasus Bank Century. Sebab, jika dikaitkan dengan kasus Ari Muladi, tersangka kasus suap yang melibatkan bos PT Masaro Anggoro Widjaja, polisi belum bisa menjelaskan secara detail kasus itu.
“Saya sempat tanya kepada teman yang diperiksa. Mereka semua menyebutkan kasus ini berhenti di Ari. Jadi, bagaimana polisi bisa menjelaskan masalah ini kalau kasusnya masih berhenti di Ari? Atau mungkin mereka mempunyai sesuatu maksud yang lain?”
Hari ini empat petinggi KPK, Chandra M Hamzah, Bibit Samad Riyanto, M Jasin, dan Haryono Umar, diperiksa penyidik Mabes Polri. Mereka adalah. Sebelumnya polisi memeriksa Direktur Penyelidikan Iswan Elmi, Kepala Biro Hukum Khaidir Ramli, penyelidik Arry Widiatmoko, dan penyidik Ajun Komisaris Polisi Rony Samtana sebagai saksi kasus penyalahgunaan wewenang dalam pencekalan Anggoro Widjaja dan Djoko Soegiarto Tjandra. (SUMBER)

OPINI : Seharusnya di negara ini kepentingan individu tidak disalah gunakan sebagai kepentingan sosial. Karena jika disalah gunakan, akan ada banyak pihak yang dirugikan dan akan menambah masalah-masalah yang ada.

bab 7 Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan

nama : Annisa octaviany
kelas : 1ka26
npm: 10110925
kelompok 3
Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
1. Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantug pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misal buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, pembangunan atau perbaikan jalan, dan lain-lain.

Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat, pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang menlayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa, misalnya di bidang medis, montir, elektronika dan alat transportasi. Serta tenaga untuk peningkatan hasil pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.

2. Aspek Positif & aspek Negatif

Kota secara internal, pada hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi "penduduk, kegiatan usaha dan wadah" ruang fisiknya. Ketiganya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.

3. 5 Unsur Lingkungan Perkotaan

• Wisma : merupakan bagian ruang kota yang dipegunakan untuk tempat berlindung
• Karya : merupakan syarat utama bagi eksistensi suatu kota, penyedia lapangan kerja
• Marga : merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.
• Suka : merupakan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
• Penyempurnaan : merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, fasilitas keagamaan, pekuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
(Sumber : Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDY KASUS :

Tekan Urbanisasi, Kesenjangan Desa-Kota Dikurangi

Pemerintah mengakui bahwa urbanisasi penduduk menuju kota-kota besar di Indonesia terus terjadi bahkan dalam jumlah jutaan. Penyebabnya, karena masih adanya kesenjangan perekonomian antara masyarakat di desa dengan masyarakat di kota. (SUMBER)

OPINI : Agar membantu mengurangi urbanisasi dan mengurangi kepadatan penduduk dikota sebaiknya pemerintah membantu meningkatkan perekomonian di desa-desa,seperti membuat lapangan pekerjaan di desa atau memfasilitasi tempat-tempat wisata di desa agar menambah lapangan pekerjaaan dan meningkatkan pemasukan daerah tersebut.

bab 6 Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

nama : Annisa octaviany
kelas : 1ka26
npm : 10110925
kelompok 3
Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
1. Kesamaan Derajat

Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah sama. PBB juga mencita-citakan adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya universal Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal.

Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum declaration of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak azasi manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 29(2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. (SUMBER)

STUDY KASUS :

Jakarta.- Selasa, 6 April 1999. Sidang pembacaan putusan perkara penculikan aktivis digelar di Mahkamah Tinggi Militer.

Sebelas anggota Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat menduduki kursi pesakitan. Mereka diseret ke Mahkamah Militer karena menculik para aktivis. Hukuman yang dijatuhkan hakim militer bagi kesebelas pesakitan tersebut ternyata jauh lebih rendah dari tuntutan oditur militer.

Tentu saja putusan tersebut membuat keluarga para korban penculikan kecewa. Sebab, hukuman itu tidak setimpal dengan kejahatan yang dilakukan kesebelas penculik itu. Lebih-lebih Komandan Kopassus Letjen Prabowo Subiyanto dan komandan operasi penculikan Kolonel Chairawan tidak tersentuh hukum.

Korban kejahatan anggota “kelompok baju hijau” tak jarang menuai kekecewaan atas putusan Mahkamah Militer. Seolah-olah tentara bukan warga negara biasa sehingga tidak bisa diseret ke peradilan umum jika melakukan kejahatan. Hal inilah yang mendorong wacana agar anggota “korps baju hijau” diadili di peradilan umum jika melakukan kejahatan. Tujuannya menjamin persamaan perlakuan terhadap setiap warga negara di depan hukum.

Menurut Program Manajer Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Donny Ardyanto, wacana hukum yang berkembang di Indonesia saat ini masih menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai warga “kelas satu”. Wacana seperti ini membuat program reformasi TNI tidak berwujud nyata.

“Reformasi sektor keamanan, dalam hal ini reformasi tentara khususnya, itu juga bagaimana kemudian mereka sebenarnya. Kita juga tidak mau semata-mata menempatkan suatu bentuk supremasi sipil. Sebagai sesama warga negara, mereka punya hak dan kewajiban yang sama. Terutama dalam prinsip hukum equality before the law. Itu yang harus diutamakan. Siapa pun elo, kalau misalnya elo melanggar, harus diperlakukan sama. Nggak boleh, kalau dia tentara diadili oleh tentara. Kalau begitu ya nggak ada bukti konkretnya soal rencana reformasi sektor keamanan, apa reformasiTNI segala macam,” ujarnya.

Senada dengan Donny, juru bicara Gerakan Aceh Merdeka atau GAM, Faisal Putera, mengingatkan bahwa berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Gerakan Aceh Merdeka, tindak pidana yang dilakukan oleh militer harus diadili di peradilan umum. Oleh karena itu, Faisal menginginkan agar anggota TNI yang melakukan kejahatan di Aceh diadili di peradilan umum.

“Bahwa di dalam MoU itu tegas dikatakan kejahatan sipil yang dilakukan oleh militer itu akan diadili di peradilan sipil. Nah, ini harus jelas dituangkan di dalam Undang-Undang Pemerintahan Aceh kelak. Dengan tanpa menunggu adanya Undang-Undang Peradilan Militer,” tandas Faisal.

Korban tindak pidana oleh tentara boleh jadi semakin putus asa. Pasalnya, para wakil rakyat yang berkantor di Senayan tidak kunjung merampungkan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Peradilan Militer.

RUU itu diharapkan menjadi dasar reformasi peradilan militer. Menurut RUU itu, serdadu yang melakukan kejahatan tidak akan lagi diadili di Mahkamah Militer, tetapi di peradilan umum. Hal itu untuk menjamin terciptanya salah satu pilar negara hukum, yakni persamaan perlakuan di depan hukum bagi setiap warga negara.

Namun, harapan itu sirna begitu saja ketika Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan bahwa tentara yang melakukan kejahatan akan tetap diadili di Mahkamah Militer.

Di tengah-tengah keinginan untuk menciptakan kesamaan derajat di depan hukum, mantan Deputi III Badan Intelijen Negara (BIN), Muchar Yara, justru berpikir sebaliknya.

Menurut dia, permasalahan terletak pada Undang-Undang Peradilan Militer. Dia menjelaskan, undang-undang tersebut tidak menyatakan bahwa militer yang melakukan tindak pidana harus diadili di peradilan umum. Namun, jika tindak kejahatan itu dilakukan bersama-sama dengan orang sipil, maka pelakunya diadili di peradilan koneksitas, yakni peradilan gabungan yang terdiri atas hakim dan jaksa dari unsur sipil dan militer.

“Undang-undang peradilan militer di sana dikatakan bahwa setiap prajurit, pokoknya setiap tentara aktif, apabila melakukan tindak pidana, itu tidak dijelaskan tindak pidana apa militer atau umum, maka tunduk kepada undang-undang peradilan ini. Kecuali, ada kecualinya, apabila tindak pidana itu dilakukan bersama-sama dengan orang-orang sipil, maka itu ditangani oleh hukum acara koneksitas,” katanya.

Mantan Kepala Biro Hukum Departemen Pertahanan Brigadir Jenderal Purnawirawan Parlaungan Lumban Toruan Sihombing berpendapat, substansi permasalahannya terletak pada Ketetapan MPR Nomor VII Tahun 1999.

Ketetapan tersebut, kata dia, tidak menjelaskan secara detail mengenai pidana militer. Sehingga, tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit TNI harus tetap diadili di peradilan militer. Selain itu, dia juga masih meragukan kinerja kepolisian dalam melakukan penyidikan terhadap tindak pidana yang dilakukan militer.

“Katakan di Irian gitu ya, terus daerah operasi itu di hutan, terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh tentara, siapa yang menyidik? Apakah polisi akan mengikuti operasi tentara?”

Penerapan peradilan koneksitas bagi tentara yang melakukan kejahatan bersama-sama penduduk sipil bukanlah jawaban untuk menciptakan kesamaan perlakuan di depan hukum.

Firmansyah Arifin, Ketua Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, mengatakan jika hukum acara koneksitas diberlakukan maka akan memberikan celah bagi militer untuk membentuk peradilan sendiri. Seharusnya penyelesaian hukum yang tepat berpuncak pada Mahkamah Agung.

“Peradilan militer dengan persoalan koneksitas itu menjadi bagian dari reformasi TNI secara keseluruhan. Jadi, kalau diposisikan total seperti itu, maka menjadi sikap atau langkah mundur. Seharusnya, tentunya memang harus didorong sesuai dengan satu prinsip kekuasaan yang berpucuk pada Mahkamah Agung,” katanya.

Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman yang baru menerapkan sistem peradilan satu atap. Semua lembaga peradilan, baik peradilan umum, peradilan militer, maupun peradilan agama harus bernaung di bawah Mahkamah Agung. Tujuannya adalah menciptakan independensi lembaga peradilan, agar pengadilan mampu memutus setiap perkara tanpa campur tangan kekuasaan di luar bidang yustisi.

Jika peradilan militer tetap dipisahkan dari Mahkamah Agung, tidaklah mungkin menciptakan mahkamah militer yang independen. Hakim militer tidak akan mampu memutus perkara secara independen jika masih bernaung di bawah Tentara Nasional Indonesia.

Beranikah hakim militer menghukum anggota TNI yang pangkatnya lebih tinggi?
(SUMBER)

OPINI : Hukum di negara ini masih sangat sulit dijalankan seperti peraturan yang ada karena hukum di negara ini masih memandang perbedaan derajat antara si kaya dan si miskin. Oleh sebab itu kesamaan derajat di depan hukum harus diterapkan di negara kita. Karena, Dengan menyamakan derajat semua orang di depan hukum, siapapun dia. Agar terciptanya negara yang adil.


2. Pasal-pasal UUD 1945 Tentang Persamaan Hak

Pasal 1 : "Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikarunia akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan".

Pasal 2 ayat 1 : "Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tak ada kecuali apapun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan."

Pasal 7 : "Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama dengan tak ada perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang ditunjukan kepada perbedaan ini".
(Sumber : Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDY KASUS :

Masa depan Amerika Serikat, dan keberhasilan dalam menghadapi badai krisis dan keterpurukan ekonomi, tergantung dari kerjasama antar warga Amerika itu sendiri. Dalam pidatonya, Obama meminta tidak ada lagi perbedaan hak berdasarkan ras, dan juga gender.

Selain itu ia mengharapkan agar semua tetap menjunjung nila-nilai mulia, seperti kejujuran, kesetiaan, kerjasama, saling menghargai, dan juga membangun toleransi.

"Saat ini adalah era dimana dituntut tanggung jawab dan pengakuan dari semua warga Amerika di manapun mereka berada. Bahwa kita punya tugas, untuk diri kita sendiri, bangsa kita, dan juga dunia."

Untuk menghadapi segala rintangan, akibat kesenjangan yang ada, Presiden Obama mengajak seluruh warga tidak lagi mempertajam perbedaan-perbedaan yang ada. Agar satu sama lain, dapat saling mengingatkan jika mengetahui adanya bahaya yang akan mengganggu kemerdekaan negara.

"Inilah harganya, dan janji dari seluruh warganegara, yang menjadi sumber kepercayaan diri, seperti pernyataan Tuhan mengenai takdir mutlak arti kemerdekaan, termasuk laki-laki, perempuan dan anak-anak dari ras apapun, dan keyakinan apapun dapat bersatu di dunia yang menakjubkan ini."

Dalam pidatonya, Obama juga menambahkan agar semangat dan harapan ini bisa terus dibawa, untuk mewujudkan dunia baru yang lebih baik. (SUMBER)

OPINI : Dengan tidak membeda-bedakan seseorang menurut ras,gender,dan hak kita dapat mewujudkan sebuat negara untuk menjadi yang terbaik,seperti pidato obama yang ada diatas.

Senin, 22 November 2010

bab 5 warganegara dan negara

nama : Annisa octaviany
Npm : 10110925
kelas : 1KA26
Warganegara dan Negara
Kelompok 3

1. Pengertian Negara dan 2 Tugas Utama Negara

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat.

Oleh karena itu, sebagai organisasi, negara dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan serta dapat menetapkan tujuan hidup bersama. Dengan perkataan lain, negara mempunyai 2 tugas utama, yaitu :

1. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lainnya.
2. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan negara.

Dengan demikian, sebagai organisasi, negara mempunyai kekuasaan yang paling kuat dan teratur.
(Sumber : Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit Gunadarma)

STUDY KASUS :
Negara Harus Lindungi Rakyat

Terdengar obrolan hangat di warung kopi. Ada yang dengan sinis menyamakan polisi India dengan polisi Indonesia sebagaimana yang ditonton di layar putih atau layar kaca. Setiap kali ada keributan, tawuran, perkelahian massal atau kerusuhan, dan bentrokan berdarah, selalu polisi lambat tiba tepat waktu di tempat kejadian untuk meredam keributan.

Pandangan demikian biasa ditonton dalam film-film India (Bollywood)). Namun, ada bedanya. Tak ada beban penonton jika menonton film India. Sang hero atau tokoh protagonis selalu menang di akhir kisah meski babak belur dan nyaris tewas pada awal atau pertengahan cerita. Rupanya, ada semacam moral budaya India (Hindu) yang mengharamkan kejahatan menang atas kebaikan.

Berbagai peristiwa kerusuhan di tanah air tak jarang lambat diredam atau dihentikan. Intel kepolisian mungkin tak memiliki jaringan mata dan telinga yang secara dini dapat mendeteksi dan menangkap adanya tanda-tanda awal kerusuhan atau adanya potensi signal kerusuhan sehingga sedapat mungkin dicegah.

Harapan bahwa warga masyarakat dengan jujur, ikhlas, dan berani menjadi perpanjangan mata dan telinga polisi sulit terpenuhi. Selain rasa takut karena bisa turut dilibatkan sebagai saksi, juga tak mau ambil pusing karena sudah kepusingan tujuh keliling karena masalah rutin yang dihadapi sehari-hari.

Anjuran pemerintah agar antara sesama warga dan kelompok harus saling melindungi serta bukan baku hantam atau saling menganiaya dan bahkan saling melikuidasi. Sesungguhnya, negara yang direpresentasikan oleh pemerintah harus melindungi warganya di dalam seluruh jenis kegiatan yang bertujuan mengembangkan dan menyempurnakan hidupnya.

Namun, terkesan kuat seakan-akan negara (pemerintah) tidak melindungi warganya, melainkan bersikap membiarkan terjadinya saling hantam antara sesama warga, terutama dalam kasus yang bermuatan SARA.

Sebagai contoh, peristiwa pengrusakan rumah, tempat hunian, dan tempat ibadah serta penganiayaan umat Ahmadiyah yang berulangkali terjadi adalah bukti paling nyata tentang gagalnya pemerintah melindungi rakyatnya.

Demikian pula peritiwa main hakim sendiri, baik oleh alat penegak hukum dan ketertiban, maupun oleh sesama warga dan kelompok di antara sesamanya karena ingin membela kepentingan masing-masing atau ingin menang sendiri tanpa mempertimbangkan rasa adil dan keadilan yang harus dijunjung tinggi.

Ungkapan bahwa setiap manusia sama di depan hukum, yang semakin kehilangan maknanya, harus diwujudkan oleh pemerintah sebagai pelindung sejati. (SUMBER)

OPINI :
Selain 2 tugas utama di atas,yaitu Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lainnya dan Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan negara.
negara juga harus melindungi rakyatnya. Karena seluruh warganegara berhak mendapatkan pelindungan dari negaranya.seperti aparat negara yaitu polisi yang seharusnya melindungi rakyat bukan menganiaya rakyat.

Rabu, 20 Oktober 2010

bab 3 individu,keluarga dan masyarakat

nama Annisa octaviany
kelas 1ka26
npm 10110925
1. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam fungsi keluarga..
*Teori:
Ada 5 fungsi yang dapat dijalankan keluarga menurut Effendi (1998):

1. Fungsi Biologis

Y Untuk meneruskan keturunan,
Y Memelihara dan membesarkan anak,
Y Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, dan
Y Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis

Y Memberikan kasih sayang dan rasa aman,
Y Memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
Y Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, dan
Y Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

Y Membina sosialisasi pada anak,
Y Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan
Y Meneruskan nilai-nilai budaya.


4. Fungsi Ekonomi

Y Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
Y Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Y Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang


5. Fungsi Pendidikan

Y Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk perilaku anak dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
Y Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang, dan
Y Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

*Study Kasus
Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi

Motivasi Belajar

Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Tujuan pendidikan secara universal adalah agar anak menjadi mandiri, bukan hanya dapat mencari nafkahnya sendiri, tapi juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produkif.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan, serta merupakan landasan esensial yang mendorong manusia untuk tumbuh, berkembang, dan maju dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Fungsi – fungsi dasar seperti kehidupan nalar (rasio), kehidupan perasaan, keterampilan psikomotorik maupun intuisinya, yaitu suatu kondisi kesadaran yang dilandasi ketidaksadarannya. Penyatuan fungsi- fungsi tersebut akan menumbuhkan kemampuan kreatif anak untuk menempuh hidup dengan kemampuan motivasi yang terarah.


Untuk itu dalam lingkungan rumah harus diciptakan kondisi yang kondusif bagi anak, yaitu suatu suasana yang demokratis yang terbuka, saling menyayangi, dan saling memercayai. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat penting dibangun bagi perkembangan anak. Dengan landasan inilah anak akan berkembang menjadi pribadi yang harmonis, yaitu anak lebih peka terhadap kebutuhan dan tuntutan lingkungan, dan lebih sadar akan tujuan hidupnya, sehingga menjadi lebih termotivasi dan lebih yakin dalam mencapai tujuan yang diinginkan.


Sarana belajar juga dianggap sebagai salah satu prasyarat motivasi belajar, meskipun bukan menjadi suatu ukuran mutlak untuk perwujudan peningkatan motivasi belajar. Tentu saja, sarana fisik dapat berguna bagi peningkatan motivasi belajar, apabila dimanfaatkan secara efektif.


Suatu lingkungan keluarga baru dapat dikatakan berusaha memenuhi tuntutan motivasi belajar, apabila keluarga tersebut dapat mengadakan lingkungan yang kaya stimulasi mental dan intelektual, dengan mengusahakan suatu suasana dan sarana belajar yang memberikan kesempatan kepada anak secara spontan dapat menyatakan dan memerhatikan diri terhadap berbagai kejadian di dalam lingkungannya.

*Opini:

Menurut saya, keluarga memang sangat penting karena tanpa adanya keluarga tidak ada yang dapat memotivasi anak agar lebih maju.


2. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keluarga

*Teori

a. Keluarga menurut Duvall & Logan (1986)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari tiap anggota keluarga.


b. Keluarga menurut Bailon & Maglaya (1978)
Keluarga adalah 2 atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peranan masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.


c. Keluarga menurut Depkes RI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

*Study Kasus
Underachievement

Pengertian


Underachievement (menurut Westminster Institute of Education) dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau kegagalan untuk menampilkan tingkah laku atau prestasi sesuai dengan usia atau bakat yang dimilikinya, dengan kata lain, potensi yang tidak terpenuhi (unfulfilled potentials).


Karakteristik underachievers
Menurut Rimm (1986), anak yang underachieve atau seorang underachiever, mungkin saja merupakan anak yang kreatif, sangat verbal dan memiliki kemampuan matematis yang sangat tinggi, meskipun begitu dengan bakat yang mereka miliki, mereka tidak sukses di sekolahnya. Underachiever hadir di setiap kelas dan berada dalam banyak keluarga. Mereka menyia-nyiakan sumber pendidikan, mencobai kesabaran para guru, dan memanipulasi keluarga mereka untuk melakukan yang mereka inginkan. Underachievers tidak tergolong ke dalam satu golongan atau memiliki karakteristik yang sama.


Underachievement muncul dalam bentuk yang luas dan beragam. Rimm (1986), menyatakan underachievers cenderung untuk tidak teratur dan terorganisir. Mereka memiliki kemampuan belajar yang kurang baik. Mereka menganggap diri mereka telah belajar jika mereka telah mebaca bahan pelajaran secara sekilas. Beberapa di antara mereka lambat dalam mengerjakan tugas dan perfeksionis. Atau sebaliknya, ada underachiever yang sangat cepat dalm mengerjakan tugas-tugasnya tapi mereka tidak peduli dengan kualitas tugas yang mereka kerjakan tersebut.

Beberapa underachievers adalah penyendiri dan menarik diri dari keramaian. Mereka tampak tidak menginginkan teman. Underachievers lainnya mungkin mungkin terlihat angkuh dan mudah marah, agresif dan terkadang memulai perkelahian ketika mereka masih berada di taman kanak-kanak. Jika underachievers menunjukkan minat terhadap sekolah maka hal tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial ataupun olahraga. Mereka akan memilih satu mata pelajaran disuka atau pelajaran yang diajar oleh guru yang mereka suka. Underachievers yang kreatif mungkin memiliki banyak ide tapi jarang sekali merealisasikan ide mereka menjadi kenyataan. Mereka jarang menyelesaikan pekerjaan yang mereka mulai.

Hampir semua underachievers bersifat manipulatif terhadap lingkungannya. Secara terselubung, mereka dapat memanipulasi orangtua mereka untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka, atau guru untuk lebih membantu mereka atau memberikan tugas yang tidak terlalu menantang. Mereka menganggap sekolah itu membosankan atau tidak relevan. Jika prestasi mereka tidak baik, mereka menyalahkan guru mereka yang payah dalam mengajar. Mereka kadangkala mengklaim bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan hasil atau prestasi yang lebih baik dan tidak yakin apakah mereka akan berhasil jika mereka bekerja lebih keras dari sekarang.


Rimm (1986) juga menyatakan bahwa underachiever tidak dapat membangun kepercayaan diri yang kuat karena mereka tidak memahami inti dari bekerja keras. Menurut Rimm, kepercayaan diri dapat dibangun dengan menerima dan menaklukan setiap tantangan. Dan dari pencapaian yang aktuallah seorang anak dapat membangun kepercayaan diri yang kuat. Underachiever menolak diri mereka sendiri kesempatan untuk membangun kepercayaan diri yang kuat karena mereka tidak mengalami hubungan antara proses dan hasil, antara usaha dan pencapaian. Jika siklus underachieve ini terus berlanjut, anak akan terus mengalami perasaan semakin tidak mampu. Ketakutan terhadap kegagalan meningkat, dan sense of efficacy mereka menurun.


Montgomery (dalam Westminster Institute of Education) menyatakan seorang anak yang underfunctioning bila lima dari indikator yang ada di bawah ini muncul, :
1. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian dalam tugas-tugas sekolah
2. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian pada mata pelajaran tertentu
3. Adanya ketidakcocokan antara kemampuan dan pencapaian, di mana kemampuan yang dimiliki itu lebih tinggi
4. Konsentrasi yang kurang
5. Suka bengong atau mengkhayal di dalam kelas.
6. Terlalu banyak melawak di dalam kelas dan selalu mempunyai strategi untuk menghindari pengerjaan tugas sekolah.
7. Kemampuan belajar yang rendah.
8. Kebiasaan belajar yang tidak baik.
9. Sering menghindar dan tidak menyelesaikan tugas-tugas sekolah
10. Menolak untuk menuliskan apapun
11. Terlalu banyak aktifitas dan gelisah atau tidak bisa diam.
12. Terlalu kasar dan agresif atau terlalu submisif dan kaku dalam bergaul.
13. Adanya ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan sosial dengan teman sebaya.
14. Adanya ketidakmampuan untuk menghadapi kegagalan
15. Adanya ketakutan dan menghindar dari kesuksesan.
16. Kurang mampu untuk mengali insigjt tentang diri dan orang lain.
17. Kemampuan berbahasa yang rendah.
18. Terus berbicara dan selalu menghindar untuk mengerjakan sesuatu.
19. Merupakan bagian dari kelompok minoritas

Penyebab
Anak dapat belajar untuk underachieve ketika mereka masih pada tahap early childhood. Mereka belajar dari orang tua, kakek, nenek, saudara kandung, pengasuh anak, atau orang yang mereka anggap penting yang memberikan pengaruh terhadap lingkungan anak. Tingkah laku underachievement yang muncul ketika anak masih kecil belum dianggap sebagai masalah ketika itu, namun akan memberikan dampak yang cukup besar ketika anak beranjak dewasa. Rimm menyatakan bahwa penyebab underachievement dapat terjadi ketika anak masih berada di lingkungan prasekolah. Rimm membagi penyebab ini ke dalam lima kategori: Anak yang terlalu dimanja, Masalah kesehatan sejak kecil, kombinasi saudara tertentu, masalah pernikahan tertentu, dan giftedness (keberbakatan).
Menurut Rimm (1986) perhatian yang berlebihan merupakan tanda bagi anak untuk menjadi underachieve atau memiliki permasalahan emosional di masa mendatang. Ketika orangtua menjadi overprotective terhadap anak, maka anak yang dapat memperoleh sesuatu tanpa usahanya sendiri akan menjadi anak yang tidak memiliki inisiatif dan sulit membangun kepercayaan diri.
Masalah kesehatan yang dialami oleh anak ketika mereka masih kecil, seperti asma, alergi, atau cacat mental atau fisik dapat menimbulkan suatu hubungan yang unik antara anak dan orangtua (terutama ibu). Masalah kesehatan ini dapat membuat anak menuntut dipenuhi kebutuhannya oleh orangtua. Jika orangtua terus memenuhi kebutuhan anak secara berlebih, maka anak akan cenderung menjadi seorang yang penuntut, pemberontak, ketergantungan atau bertindak di luar control orangtuanya, sehingga anak tidak dapat membangun kepercayaan yang kuat terhadap dirinya.
Urutan kelahiran dan rivalitas antar saudara (sibling rivalry) mempengaruhi semua anak, Menurut Rimm (1986), terdapat kombinasi saudara tertentu yang mengarahkan anak menuju underachievement. Alasan dari pernyataan tersebut adalah bahwa kombinasi saudara tertentu membuat persaingan lebih kompetitif dari biasanya, dan bahwa akan ada satu orang anak yang tidak diuntungkan dari persaingan ini. Kombinasi yang tampaknya sulit diatasi oleh orang tua adalah saudara dengan umur berdekatan dan jenis kelamin sama; adik yang sangat berbakat (extremely gifted); anak termuda dari keluarga besar di mana saudara yang lainnya jauh lebih tua; dan saudara dari anak yang memiliki permasalahan fisik atau mental. Standar tinggi ditetapkan pada anak (terutama adik) di mana mereka dianggap harus meraih level sukses yang sama dengan saudaranya untuk disetarakan dengan saudaranya. Dan jika anak menganggap diri mereka tidak akan meraih sukses seperti saudaranya, mereka akan menjalani jalan yang berbeda dibandingkan dengan saudaranya dalam rangka meraih perhatian. Dalam beberapa kasus, anak akan menunjukkan pencapaian yang rendah dalam rangka mencari perhatian orangtua.
Permasalahan perkawinan tertentu, seperti pada perceraian di awal masa perkawinan menciptakan situasi di mana anak akan membentuk suatu hubungan one-to-one yang khusus dengan salah satu orang tua. Di masa rapuh itu, orang tua yang merasa bahwa anak adalah tujuan hidup mereka adalah untuk membesarkan anaknya akan cenderung memenuhi semua kebutuhan anak dan mencegah anak untuk mengambil inisiatif. Kemungkinan lain, orang tua akan memperlakukan anak seperti pasangannya di mana akhirnya anak diberi terlalu banyak kekuasaan. Anak belajar untuk berharap terdap kekuasaan ini dan bertingkah laku tidak menyesuaikan terhadap kebutuhan teman-teman atau sekolah yang harus dipenuhi.
Menurut Rimm (1986) anak berbakat sangat rawan terhadap underachievement. Pengalaman awal sekolah anak berbakat ini jika tidak dipenuhi oleh nonlearning, karena tugas tipikal di sekolah tidak menantang, maka dipenuhi oleh orang tua, guru, atau kepala sekolah yang membuatkan program individu khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika hal pertama yang terjadi, maka inisiatif anak tidak akan berkembang karena mereka menganggap lingkungan akademis membosankan,. Jika hal kedua yang terjadi, maka mereka akan menjadi mudah tersanjung karena mereka percaya bahwa bakat yang mereka miliki sangat luar biasa sehingga mereka dapat mengubah sistem yang dibuat oleh orang dewasa sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebagai tambahan, resiko bagi anak berbakat untuk mengalami underachievement datang baik dari kecanduan terhadap perhatian dan kekuasaan yang terlalu banyak. Mereka belajar untuk berharap terhadap pujian bertubi-tubi dan kebebasan pilihan dalam pendidikan mereka yang disebabakan oleh kecerdasan yang mereka miliki.
Penelitian yang dilakukan oleh McClelland, Yewchuk dan Mulcahy (dalam Westminster Institute of Education), ternyata terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi performa underachiever. Faktor yang pertama adalah faktor emosi dan motivasi, dan factor yang kedua adalah factor yang berhubungan dengan strategi pembelajaran. McClelland dan kawan-kawan percaya bahwa kedua faktor utama ini dapat menghambat performa para underachiever.
Faktor emosional dan motivasi:
1. Anak mungkin tidak sadar akan potensi yang mereka miliki. Mereka mungkin kurang mengenal diri mereka sendiri dan orang lain (ButlerPor)
2. Sang anak mungkin mempunyai harapan yang terlalu kecil dan sempit atau terlalu rendah bagi dirinya (Montgomery & ButlerPor) factor ini dapat bermanifestasi menjadi ketidakjelasan dalam cita-cita pribadi dan nilai-nilai pribadi.
3. Anak mungkin memiliki perasaan tidak mampu dan self-esteem yang rendah.
4. Anak mungkin mengalami insiden yang kuat berhubungan dengan kesulitan emosional (Kellmer Pringle) dan mungkin rentan terhadap depresi dan kecemasan (ButlerPor)
5. Anak mungkin tidak termotivasi untuk berhasil di sekolah, meskipun konsep dirinya tinggi (Montgomery)
6. Adanya ketakutan pada anak akan kegagalan (Montgomery)
7. Adanya ketakutan pada anak akan kesuksesan (Montgomery)
8. Mungkin anak mempunyai kebiasaan untuk menyalahkan orang lain dan perubahan (Montgomery).
Underachievement lebih sering terlihat pada anak laki-laki dan dapat terjadi pada anak-anak yang punya masalah di sekolah dan/atau rumah, anak-anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, merupakan anggota dari kelompok minoritas yang telah menjadi streotipe (berasal dari ekonomi rendah, kulit berwarna) dan pada anak-anak dengan tergolong gifted atau berbakat (Westminster Institute of Education). Underachievement dapat terlihat pada siswa dari beragam tingkat, yaitu dari tingkat SD sampai perguruan tinggi.

*Opini:
Menurut saya perlu sekali adanya motivasi dari keluarga untuk membentuk suatu kepribadian dan tingkah laku anggota keluarganya.

bab 4 pemuda dan sosialisasi

nama annisa octaviany
kelas 1ka26
npm 10110925
1.  Mahasiswa dapat menjelaskan peranan social mahasiswa dan pemuda di masyarakat.
*Teori
Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat ,Bangsa dan Negara Dalam hubungannya dengan sosialisasi geenerasi muda khususnya mahasiswa telah melaksanakan proses sosialisasi dengan baik dan dapat dijadikan contoh untuk generasi muda, mahasiswa pada khususnya pada saat ini.
Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 ternyata perlu ditebus dengan pengorbanan yang tinggi. Oleh karena segera setelah proklamasi pemuda Indonesia membentuk organisasi yang bersifat politik maupun militer, diantaranya KAMI(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang didirikan oleh mahasiswa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
KAMI menjadi pelopor pemdobrak kearah kehidupan baru yang kemudian dikenal dengan nama orde baru (ORBA). Barang siapa menguasai generasi muda, berarti menguasai masa depan suatu bangsa, demikian bunyi suatu pepatah. Berarti masa depan suatu bangsa itu terletak ditangan generasi muda.
Kalau dilihat lebih mendalam, mahsiswa pada garis besarnya mempunyai peranan sebagai : a. agent of change b. agent of development c. agent of modernizatiom
Sebagai agent of change, mahasiswa bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan yang lebih baik. Sedangkan agent of development, mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Sebagai agent of modernization, mahasiswa bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam pembaharuan.
 
*Study Kasus
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Pada masa 1990 sampai 2000 an demonstrasi masih marak di berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa dan pemuda menyebutkan dirinya sebagai Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang lain gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi. Sebelum terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus– walaupun klise– sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Bisakah mahasiswa beranjak menuju gerakan pemikiran dan gerakan transformasi? Mari kita coba dan berjuang!! Dasar Pemikiran neoliberalisme “pasar adalah tuan dan negara adalah pelayan” salah satu contoh yang paling baru mengenai kekalahan negara/pemerintah terhadap pasar adalah harga minyak yang naik. Paradigma pasar menguhah cara berpikir dan persepsi masyarakat. Dominasi kapitalisme memutarbalikkan hubungan antara masyarakat (sosial) dan Pasar (ekonomi) (Polanyi, 1957).
Pada awal beroperasinya kapitalisme, pasar merupakan bagian dari masyarakat. Operasionaliasi norma-norma pasar berakar dan dibatasi norma sosial, kultural, dan politik. Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika kapitalisme mendominasi, keberadaan pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang menjadi bagian dari pasar. kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar. Dampak langsung yang bisa dirasakan semenjak kenaikan BBM tahun 2005 antara lain terjadi inflasi, daya beli masyarakat menurun, kesehatan masyarakat menurun (kekurangan gizi), angka anak putus sekolah (drop out), angka kematian anak, pengangguran dan kemiskinan meningkat, sehingga munculnya kerentanan sosial.
Keadaan di atas dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya generasi yang hilang (the lost generation) ungkapan yang telah nyaris menjadi klise, jika persoalan anak dan orang muda tidak dapat diatasi dengan baik khususnya di sektor Gizi dan kesehatan serta pendidikan, maka kita akan kehilangan sebuah generasi, yang menjadi pertanyaan apakah benar bahwasanya satu generasi yang akan hilang ? kehilangan generasi mempunyai implikasi yang luas mereka mungkin tidak akan mampu menyisakan pendapatannya untuk memperbaiki kesejahteraanya sendiri hingga lingkaran setan pun terjadi karena Gizi yang rendah, prestasi sekolah yang pas-pasan, kemungkinan anak akan drop- out dan harus mempertahan kan hidup dan pengangguran. Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Sudah 60 tahun lebih bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah dibaharui agar mampu menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
 
*Opini
Menurut saya, memang Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Karena itu, kita sebagai mahasiswa yang menjadi panutan masyarakat harusnya dapat menjaga diri dari pergaulan bebas,memakai narkoba,dan menjaga nama baik diri sendiri.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan pola dasar pembinaan pengembangan generasi muda.  
*Teori  Pembinaan generasi muda pada umumnya bertalian erat baik dengan usaha-usaha pendidikan sekolah (pendidikan for-mil) maupun dengan kegiatan pendidikan luar sekolah (non- formil). Pengembangan kehidupan berorganisasi di kalangan generasi muda dilakukan dalam lingkungan sekolah dan kampus begitu pula di kalangan masyarakat luas (dalam kepramukaan ataupun organisasi kepemudaan lainnya).
Kebijaksanaan pengembangan generasi muda dilakukan secara terkoordinasi, terarah, integral dan komprehensif. Hal  ini berarti bahwa antara satu organisasi/lembaga dengan orga­nisasi/lembaga lainnya dibina hubungan saling mengisi dan sa­ling membantu dalam rangka meningkatkan integrasi pemuda dalam pelaksanaan program-program pembangunan serta parti­sipasinya dalam proses pembangunan pada umumnya.
 
*Study kasus
 
PENGEMBANGAN SOFT SKILLS DALAM PENINGKATAN MUTU PERGURUAN TINGGI
Pendahuluan Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kemajuan manusia. Kegiatan ini pada dasarnya melibatkan beberapa pihak diantaranya untuk perguruan tingggi yaitu: pendidik (Dosen) dan peserta didik
(Mahasiswa). Keterlibatan pihak tersebut merupakan keterlibatan hubungan antar manusia (human interaction) yang mempunyai potensi masing-masing sebagai aset nasional sekaligus modal dasar pembangunan bangsa.Potensi yang
ada tersebut harus dapat dikembangkan serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah serta terpadu, yang dikelola secara serasi dan seimbang. Oleh karena itu, strategi pendidikan perlu secara khusus memperhatikan pengembangan potensi intelektual maupun bakat khusus yang bersifat keterampilan termasuk soft skills
Konsep soft skills sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep kecerdasan emosional. Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan tekhnis dan akademis dan sudah dibangun sejak kecil (didikan lingkungan dan keluarga) yang lebih mengutamakan keterampilan intra dan interpersonal, yaitu keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri yang mampu mengembangkan produktifitas kerja secara maksimal. Selama ini pemberian soft skill untuk beberapa perguruan tinggi sering terabaikan. Sebagai bahan kajian, kami memberikan sebuah contoh kecil yang dihadapi dosen dan mahasiswa sehari-hari di sebuah perguruan tinggi di Kota A, dimana perguruan tinggi tersebut didominasi oleh mahasiswa yang sudah bekerja (90%).
Umumnya tujuan mahasiswa kuliah hanya mencari ijazah sebagai penunjang karir ke depan. Hal ini dapat dilihat dari mahasiswanya yang tidak tepat waktu masuk perkuliahaan dengan alasan kerja dan di tambah dengan opini mahasiswa ketika memilih untuk masuk perguruan tinggi sebagai pilihan ke dua untuk penunjang karir. Ironisnya beberapa dosenpun ikut “mengamini“ keterlambatan mahasiswa tersebut yang akhirnya dosenpun jadi terlambat masuk kuliah. Ketika awal-awal dosen memasuki ruangan ternyata mahasiswa tidak ada dan ini terulang untuk beberapa
kali pertemuan sehingga dosen menjadi jenuh, kemudian kebiasaan mahasiswa menyontek ketika ujian berlangsung, masih terbatasnya kemampuan mahasiswa dalam mengungkap ide atau gagasan-gagasan mereka, kurangnya
keinginan atau motivsi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan.
Dari dosen sendiripun juga belum mendukung pengembangan soft skills, dan ini dapat dilihat dari keterlambatan dosen dalam perkuliahaan, belum seriusnya dosen dalam pengecekan tugas mahasiswa dan adanya kesan dari dosen bahwa etika dan moral adalah tugasnya dosen yang mengajarkan mata kuliah agama, pancasila, kewarganegaraan, dan sebagainya. Jika masalah
kecil yang ditemui sehari-hari dalam perkuliahaan ini dibiarkan berlarut, maka akan menjadi masalah yang besar yang pada akhirnya akan menjadi suatu budaya yang buruk bagi kelangsungan dunia pendidikan. Padahal diketahui bahwa masalah diatas termasuk soft skill yang akan berpengaruh besar terhadap mahasiswa dan dosen kedepan karena dari hasil penelitian psikologi sosial menunjukkan bahwa orang-orang yang sukses di dunia, 82 % ditentukan oleh soft skills, keterampilan emosional dan sejenisnya. Di perguruan tinggi, dosen adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk mendiseminasikan soft skill pada para mahasiswa, dosen harus bisa menjadi living example. Dari mulai dating tepat waktu, pemberian metode pembelajaran, mengoreksi tugas, penanaman etika, penampilan menarik dan
sebagainya. Dosen juga harus bisa melatih mahasiswa supaya asertif, supaya berani membicarakan ide. Begitu juga dari kalangan mahasiswa yang tidak hanya pintar akademik tetapi juga disiplin, beretika, dan sebagainya. Untuk itu dalam rangka mengoptimalkan pengembangan soft skill terutama diperguruan tinggi yang didominasi pekerja perlu dilakukan beberapa upaya nyata, di antaranya: pertama, penyusunan program pengembangan soft skill secara sistematis, yang termuat dalam buku pedoman peraturan perguruan tinggi yang bersangkutan, dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran, kurikulum pendidikan, kedua, diadakannya kebijakan yang melegalisasi
pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan yang berbasis soft skill. Pengalaman penulis memang berbeda ketika mengajar mahasiswa yang mayoritas bekerja dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Persoalan pertama adalah merubah atau memperbaiki niat awal dari mahasiswa pekerja tentang tujuan kuliah yang disampaikan ketika kontrak perkuliahaan diawal pertemuan tatap muka dan secara kontinyu dosen wajib “menyelipkan” nilai moral dalam
perkuliahaan. Hal ini penulis ungkapkan karena berpengaruh terhadap disiplin dan kejujuran mahasiswa. Sering alasan mahasiswa terlambat karena pekerjaan. Adanya perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Pembelajaran inovatif memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari mahasiswa.
Metode-metode tersebut diantaranya adalah: (a). Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara curah gagasan (brainstorming), kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel discussion), simposium, dan seminar; (b). Belajar dari pengalaman (experience based) dengan cara simulasi, bermain peran (roleplay), permainan (game), dan kelompok temu; (c). Pembelajaran melalui pemecahan masalah (problem solving based) dengan cara studi kasus, tutorial, dan lokakarya. Melalui proses pembelajaran dengan
keterlibatan aktif mahasiswa, ini berarti dosen tidak mengambil hak mereka untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya.
*Opini Menurut saya adanya soft skill sangat membantu dosen dalam memberikan pembelajaran bagi mahasiswanya tanpa harus bertatap muka secara langsung,mempersingkat waktu dan membantu menggurangi global warming karena mahasiswa tidak perlu memakai kertas lagi.

Selasa, 05 Oktober 2010

Penduduk,Masyarakat, dan Kebudayaan

Nama : Annisa octaviany
Kelas  : 1ka26
Npm  : 10110925
BAB 2

Penduduk, Masyarakat & Kebudayaan

1. Mahasiswa dapat menjelaskan dinamika penduduk

          *Teori:

Pengertian dinamika penduduk sendiri mencakup perubahan jumlah, struktur dan persebaran penduduk yang diakibatkan oleh variable fertilitas, mortalitas, morbiditas, dan migrasi.

*Study Kasus

Dinamika Penduduk dan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi yang dilaksanakan Indonesia selama tiga dekade yang lalu telah berhasil  menurunkan angka kelahiran dan kematian sehingga mampu menghambat laju pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada periode 1971-1980 menjadi 1,4% per tahun pada periode 1990-2000. Walaupun demikian, jumlah penduduk Indonesia masih akan terus bertambah. Di daerah yang pertumbuhan penduduknya telah menurun, terjadi perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan proporsi anak-anak usia di bawah 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat proporsi penduduk usia kerja dan  peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan.
Sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan penduduknya masih tinggi, proporsi penduduk usia 0-14 tahun masih besar sehingga memerlukan investasi  sosial dan ekonomi yang besar pula untuk penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan. 
Daerah yang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk menghadapi tantangan baru dimana peningkatan yang pesat dari proporsi penduduk usia kerja akan berdampak pada tuntutan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu telah terjadi pergeseran permintaan tenaga kerja dengan penguasaan teknologi dan  matematika, yang mampu berkomunikasi, serta mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi.  Kesemuanya ini  berkaitan dengan program bagaimana menyiapkan calon pekerja agar mempunyai kualitas tinggi,  dengan ketrampilan yang memadai.
Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja  merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja. Mereka dapat berpindah secara permanen, menjadi migran ulang-alik, menjadi migran sirkuler yakni bekerja di tempat lain dan pulang ke rumahnya sekali dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, atau menjadi migran musiman, misalnya bekerja di kota setelah musim tanam dan musim panen.
Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular, seperti diare, penyakit lever, dan TBC. Selain itu, masyarakat juga menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung lapar, anemi terutama pada bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Kematian bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan ini (kekurangan gizi menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi).
Keluarga mempunyai tanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar anggotanya seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Oleh karenanya diperlukan pemberdayaan keluarga terutama melalui peningkatan akses terhadap informasi tentang permasalahan ini.

Saat ini setiap tahunnya terjadi kelahiran sekitar 4,5 juta bayi. Bayi-bayi ini akan berkembang dan mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan peningkatan usianya.
 Pada saat ini dari 100 persen anak-anak yang masuk sekolah dasar, 50% diantaranya tidak dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi setelah lulus SMP.  Mereka akan putus sekolah dan menuntut pekerjaan padahal tidak mempunyai ketrampilan yang memadai. Sempitnya lapangan kerja membuat para pemuda-pemudi putus sekolah menciptakan pekerjaannya sendiri di sektor informal

          *Opini:
Pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan  kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat  mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.

2. Mahasiswa dapat menyebutkan 3 piramid penduduk
          *Teori:
 1) Piramida penduduk muda berbentuk limas
 3) Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
 2) Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat

          *Study Kasus

Jumlah Penduduk Indonesia Naik, Beban Negara Bertambah Berat

Jakarta. Pelita
Jumlah penduduk Indonesia hasil sementara olah cepat Sensus Penduduk 2010 mencatat 237.556.363 orang yang terdiri dari" 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Jumlah ini akan bertambah menjadi sekitar 240 juta jiwa, jika pengumpulan data dilakukan hingga akhir tahun.
Mantan Kepala BKKBN Prof Dr Haryono Suyono mengatakan, lugas BKKBN saat ini sebagai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menjadi lebih berat karena garapannya bukan saja masalah) KB tetapi Iebih luas mencakup semua masalah penduduk.
"Kita harus waspada terhadap jumlah pasangan usia subur yang meningkat, dua sampai tiga kali lebih besar dibandingkan era 1970-an."kata Haryono disela-sela Rapat * Evaluasi Program KB Nasional di Kantor BKKBN Jakarta. Rabu (26/8).
Hal lain yang perlu diwaspadai menurut Haryono dan Ketua Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Dr Sonny H, provinsi besar seperti Banten. Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Utara yang pertumbuhan penduduknya dipengaruhi berkembangnya industrialisasi dan perdagangan yang menarik minat penduduk muda dari wilayah lain, tetapi fertilitashya ;(TFR) tinggi.
Struktur penduduk muda tersebut rawan d*ifaj,per tambahan alamiah dengan tingkat kelahiran yang tinggi. atau rata-rata memiliki TFR naik dari 2.3 menjadi 2,6 anak seperti disebutkan dalam Survey Kesehatan dan Demografi Indonesia (SDKI) 2007.
Ketua LDFE UI Dr Sonny mengatakan, program KB ha-rus lebih digalakkan kembali Jika nantinya negara mempunyai beban ganda (double burden). "Banyangkan tahun 2050 jumlah lansia di Indonesia bisa mencapai 80juta. Jika angka kelahirannya tinggi, maka kita akan mempunyai beban ganda. Yang tua dan yang muda sama-sama membutuhkan biaya." Ujarnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr dr Sugiri Syarief. MPA. mengamini komentar-komentar itu. "Oleh karenanya, kita harus bekerja keras. BKKBN bersama mitra-mitra kerja harus terus bekerja keras dan membuat inovasi-inovasi." ujarnya.
Dicontohkan, saat ini BKKBN telah mengembangkan "Genre" (generasi berencana). Artinya, para remaja diberi bekal dalam merencanakan kehidupannya. "Mengatur kapan dia akan menikah, kapan akan punya anak, dan mengatur jarak kelahirannya. Semua itu untuk menyiapkan keluarga sejahtera." kata Sugiri, (dew)
          *Opini:
Daerah Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Utara yang pertumbuhan penduduknya dipengaruhi berkembangnya industrialisasi dan perdagangan yang menarik minat penduduk muda dari wilayah lain, tetapi fertilitashya tinggi.


3. 3.Mahasiswa dapat menjelaskan pyramid penduduk muda, penduduk tua, dan penduduk stasioner

          *Teori:
1)  Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan.
2)            Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.
3)           Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi

*Study Kasus

Masalah- Masalah Yang Timbul Akibat Ledakan Penduduk antara lain:
  • Persaingan lapangan pekerjaan
Di negara yang memiliki pertumbuhan penduduk tinggi akan semakin banyak orang yang memperebutan lapangan pekerjaan. Diperkirakan harus diciptakan 30 juta lapangan pekerjaan baru setiap tahunnya jika setiap orang yang menginjak usia kerja harus memiliki pekerjaan.
  • Persaingan untuk mendapat pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak. Persaingan ini terutama terjadi di daerah perkotaan yang padat, tapi tidak ada perumahan yang memadai. Dikota seperti ini, ering kita jumpai permukiman kumuh.
  • Kesempatan pendidikan
Dengan makin banyaknya bayi yang lahir setip tahunnya, tentu makin banyaknya diperlukan fasilitas sekolah dan guru yang memadai. Negara miskin, mungkin tidak bisa memenuhi fasilitas pendidikan. Sebagai hasilnya, tidak setiap anak memiliki kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang memadai.

*Opini:
Masalah-masalah di atas dapat di kendalikan dengan adanya program KB. Karena dengan adanya program KB, pemerintah dapat menekan angka kelahiran sehingga dapat mengurangi ledakan penduduk.

penduduk,masyarakat, dan kebudayaan

Nama : annisa octaviany
Npm : 10110925
1) Menjelaskan Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk.
Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :

  • Kelahiran (natalitas)
  • Kematian (mortalitas)
  • Migrasi (perpindahan)
*SUMBER SUB MATERI BLOG
http://mgmpipsbanyumas.net46.net/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=90


*STUDY KASUS SUB MATERI 1


*SUMBER STUDY KASUS SUB MATERI 1


*OPINI



2. Tiga Pyramid Penduduk


Ada tiga jenis struktur penduduk :

   1. Piramida Penduduk Muda Bentuk Limas (Expansive)
   2. Piramida Stationer Bentuk Granat
   3. Piramida Penduduk Tua Bentuk Batu Nisan (Constructive)


*SUMBER SUB MATERI BLOG

http://mgmpipsbanyumas.net46.net/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=90

*STUDY KASUS SUB MATERI 2

*SUMBER STUDY KASUS SUB MATERI 2

*OPINI



3. Penjelasan 3 Pyramid Penduduk

Berdasarkan komposisinya Pyramid penduduk dibedakan atas :
- Pyramid Penduduk Muda, yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian.
- Pyramid Penduduk Tua, yaitu piramida pendduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.
- Pyramid Stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara.

*SUMBER SUB MATERI BLOG

http://windysukmawan.blogspot.com/search/label/2.%20Tugas%20Materi%20Ilmu%20Sosial%20Dasar%20BAB%20II

*STUDY KASUS SUMBER MATERI 3


*SUMBER STUDY KASUS SUB MATERI 3

*OPINI