nama : Annisa Octaviany
npm : 10110925
kelas : 3KA28
1. Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan
proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan
bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis
lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah
berikut:
1.
Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.
Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan
dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.
Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.
Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas
subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi
sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain
itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan
pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau
perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang
terkontrol, seperti laboratorium. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan
ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan
suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam
itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan
dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika
seperti korelasi dan regresi.
Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi
berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu
eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi
tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil
yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut
konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika
prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi
tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode
yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi
memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan
eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis
yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan
atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi,
maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji
lebih lanjut.
Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam
laboratorium atau ekskavasi arkeologis.Pencatatan juga akan membantu dalam
reproduksi eksperimen.
2. KARAKTERISTIK METODE ILMIAH
· Bersifat kritis,
analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
· Bersifat
logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat
secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
· Bersifat
obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan
kondisi yang sama pula.
· Bersifat
konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan
teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
· Bersifat
empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
3. LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali
dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar
masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi
dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur
relevan.
Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan
dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk
pertanyaan.
Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan
dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi
teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji
hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian
yang sesuai.
Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah
menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen
penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara,
atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel
penelitian.
Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian
dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis
data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan
penelitian atau pengujian secara kualitatif.
Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari
data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://bukitpadjadjaran69.files.wordpress.com/2009/12/langkah-langkah-metode-ilmiah.pdf
0 comments:
Posting Komentar